Kamis, 17 Desember 2015

laporan osmosis pada tumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Pernahkah kita memikirkan bagaimana caranya udara dan air masuk ke dalam tubuh tumbuhan? Semua sel tumbuhan dikelilingi oleh selaput atau membran. Membran sel tidak dapat dilalui oleh semua zat. Membran sel berfungsi seperti tirai kasa di jendela rumahmu yang dapat dilalui udara tetapi tidak dapat dilalui benda-benda yang besar seperti serangga atau kerikil bahkan nyamuk. Bagaimana zat-zat tertentu dapat melalui membran sel? Sel-sel tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel.

          Sel tumbuhan memerlukan oksigen dan karbondioksida, serta bagaimana zat-zat tersebut bergerak melewati membran sel? Bagian-bagian penyusun zat di alam ini selalu dalam keadaan bergerak. Bagian-bagian penyusun zat yang ukurannya sangat kecil disebut partikel. Partikel tersebut menyebar merata ke segala arah. Zat-zat bergerak dari tempat yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Proses perpindahan zat seperti tersebut disebut difusi. Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat dalam volume tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua tempat tersebut sudah sama.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.

1.2.      Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk Mengetahui proses osmosis yang terjadi pada sel atau pada kentang .



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
   Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air , yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan (Anonim, 2009).
Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila timbultekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995).
Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entrropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandunagn solut tinggi memiliki entropi yg tinggi juga. Mengikuti Hukum Termo II: setiap perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi maksimum, maka solvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut lebih banyak, sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum.Solvent akan kehilangan entropi, dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan semakin miskin, sedang yang kaya akan semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, atau gradien (perubahan entropi terhadap waktu) = 0. Ingat: pada titik ekstrim, dS/dt = 0 (Wibosono, 2009).



BAB III
METODEOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 20 November 2015 pada pukul 14:30 – 16:00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fakultas MIPA Biologi, jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas PGRI Palembang.
3.2  Alat dan Bahan
Alat    : -     Gelas ukur
-          Pisau / carter
-          Mistar
            Bahan : Kentang ( Solanum tuberosum )
                          Gula
  Aquades (air)

3.3  Cara Kerja
1.      Potong bujur sangkar ( 3 buah )
               2 cm
  2 cm                  2 cm
                                 2 cm
2.      Siapkan larutan
  A                   B                     C
                            4 cm               4 cm                   4 cm
                                            
                

Aquades         larutan10 % gula (2 sdk)       larutan 20% gula (4 sdk)
3. Ukur tinggi larutan sebelum kentang dimasukkan
4. Rendam kentang ± 30 menit
5.Angkat kentang, hitung tinggi larutan

4.2 Pembahasan
Table pengamatan
Preparat
Tinggi larutan awal
Tinggi larutan sesudah
A
4 cm
4 cm
B
4 cm
4,5 cm
C
4 cm
4,5 cm

Dari hasil pengamatan, Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
        Osmosis adalah difusi molekul air melintasi membran selektif permeabel dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Air bergerak ke dalam dan keluar dari sel melalui osmosis. Jika sel adalah dalam larutan hipertonik, larutan memiliki konsentrasi air lebih rendah dari sitosol sel, dan air bergerak keluar dari sel sampai kedua larutan menjadi isotonik. Sel ditempatkan dalam larutan hipotonik akan mengambil air melintasi membran mereka sampai kedua larutan eksternal dan sitosol menjadi isotonik.
Faktor yang mempengaruhi Osmosis :
1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Masuknya larutan kedalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan(Anonim, 2009).Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Faktor yang mempengaruhi proses difusi dan osmosis diantaranya adalah ukuran partikel, ketebalan membran, luas suatu area, jarak, suhu, jumlah kadar Hb, perbedaan tekanan dan konsentrasi gas, waktu difusi, afinitas gas. 2) Osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeable.

5.2  Saran
Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum hendaknya praktikan memeriksa kembali bahan yang diamati sudah tersedia atau tidak, agar saat melaksanakan praktikum tidak ada kendala lagi dengan bahan yang akan diamati.


DAFTAR PUSTAKA



laporan praktikum biologi jaringan pada tumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Seperti layaknya makhluk hidup yang lain, tumbuhan dan hewan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti pada tumbuhan pucuk : batang, cabang, ranting daun, bunga dan buah. Akar : akar  induk, akar leteral ( cabang akar).
Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan atau hewan bersel banyak (multiseluler).
Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan dan sel-sel. Jaringan tumbuhan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama, atau mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsi yang sama atau bentuk yang sama dan fungsi yang berbeda. Semua jaringan tumbuhan umumnya dibagi menjadi 2 tipe yaitu jaringan meristematik dan jaringan permanen. Jaringan meristematik ( muda ) dan jaringan permanen ( dewasa ) bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu : akar, batang  daun dan organ reproduksi ( bunga, buah dan biji ) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan ( Angiospermae ).
Beberapa jaringan dengan fungsi yang sejenis akan membentuk organ, selanjutnya kesatuan yang berasal dari beberapa organ yang melaksanakan suatu aktivitas ( peranan ) secara bersama-sama .akan membentuk suatu sistem, sebagai contoh : jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dengan beberapa penyusun lain akan membentuk intestinum. Selanjutnya cavum oris, dentis, esophagus, ventriculus, intestinum, cloaca/anus,hepar dan pancreas membentuk sistem pencernaan.



1.2.      Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal beberapa jaringan pada tumbuhan jagung dan tumbuhan kembang sepatu, untuk mengenal organ-organ tumbuhan beserta bagian-bagiannya .











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi yang sama, fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda atau fungsi yang sama dengan struktur yang sama. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan sebagai suatu individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang kompleks kemudian bergabung membentuk organ, dan organ-organ tersebut akan berkumpul membentuk sistem yang disebut sistem organ yang pada akhirnya menjadi tubuh tumbuhan. Tumbuhan memiliki jaringan dan ada pula yang tidak memiliki jaringan. Pada tumbuhan yang uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dapat dipastikan bahwa tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan pada umumnya hanya terdapat pada organisme tingkat tinggi (Pratiwi, 2000).
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristematik) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan dewasa memiliki ciri-ciri bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit. Sedangkan jaringan muda atau jaringan meristem memiliki ciri-ciri yaitu terdiri dari sel-sel embrional, memiliki dinding yang tipis, kaya akan plasma, valuola-vakuola yang kecil, memiliki bentuk yang isodiametris dan terletak di ujung akar, batang dan tunas. Beberapa tipe dari jaringan meristem, yaitu meristem ujung, meristem interkalar, dan meristem lateral (Parlan, 1995)
Pada tumbuhan monokotil daur hidupnya hanya melibatkan pertumbuhan primer saja, tetapi pada tumbuhan lain terutama sebagian besar dikotil, batang, dan akarnya mempertebal diri melalui proses yang disebut pertumbuhan sekunder yang dimulai oleh meristem lateral atau kambium. Kambium muncul dari jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang serta membentuk jaringan sekunder pada bidang yang sejajar dengan organ ini. Ada dua kambium yang dapat berkembang pada tumbuhan yang membentuk pertumbuhan sekunder, yaitu kambium pembuluh dan kambium felogen (kambium gabus). Kambium pembuluh berperan dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder, sedangkan felogen menghasilkan lapisan pelindung (gabus). Gabus ini terbentuk di bagian luar akar atau batang yang membesar ketika lapisan permukaan primer (epidermis) rusak karena ketebalannya bertambah sebagai akibat aktivitas kambium pembuluh (Anshari,  1997).
Jaringan penyusun dasar dari organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain:
a.         Jaringan pelindung (jaringan epidermis)
Jaringan pelindung merupakan jaringan yang menutupi permukaan organ tubuh tumbuhan. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang ada disebelah dalamnya, selain itu jaringan epidermis juga mengalami differensiasi membentuk bulu akar pada akar yang berfungsi sebagai jalan masuk larutan atau zat-zat dalam tanah menuju jaringan pengangkut pada akar. Pada jaringan ini tidak terdapat kloropil kecuali pada daerah sekitar stomata.
b.         Jaringan dasar
Jaringan dasar tersusun atas sel-sel parenkim yang membentuk suatu jaringan yang sederhana pada tumbuhan yang menempati tempat disebelah dalam jaringan epidermis. Jaringan parenkin terdiri atas sel-sel hidup, letak selnya renggang sehingga terdapat rongga antar interseluler. Rongga ini memungkinkan untuk memperlancar pertukaran gas. Jaringan parenkim yang terdiri atas jaringan tiang dan jaringan spon berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis dan tempat menyimpan cadangan makanan.
c.         Jaringan penunjang (skelenkim dan kolenkim)
Jaringan penunjang terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan dinding dari lignin dan selolusa sehingga menjadi kuat. Berfungsi menyokong atau memperkokoh tubuh tumbuhan.
d.        Jaringan pengangkut (Floem dan Xilem)
Jaringan pengangkut ini terdiri atas sel-sel berstruktur deret memanjang membentuk buluh atau saluran yang berfungsi sebagai alat pengangkut. Jaringan pengangkut Xilem berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara dari akar menuju daun dan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh  (Pratiwi,  2000).




BAB III
METODEOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 November 2015 pada pukul 14:30 – 16:00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fakultas MIPA Biologi, jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas PGRI Palembang.
3.2  Alat dan Bahan
Alat    : Mikroskop
             Silet
            Bahan : Tanaman jagung ( Zea mays)
                         kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
                         Aquades (air)

3.3  Cara Kerja
- Preparat yang telah disediakan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian perbesaran kuat
    -   Beberapa sel / jaringan digambar dan dilengkapi dengan keterangannya
 -  Organ-organ (akar, batang, daun, bunga) diamati dengan        memperhatikan bagian masing-masing
- Buatlah irisan penampang melintang dari biji jagung,dan bunga kembang sepatu,  irisan di buat setipis mungkin.
- Periksa/lihat butir-butir Aleuron yang terdapat dalam lapisan sel endosperm yang bagian luar, sehingga lapisan sel jagung yang terluar itu dinamakan lapisan aleuron.
-    Letakkan irisan tersebut di atas gelas benda dan beri setetes air. Tutup dengan gelas penutup.
- Amati irisan tersebut menggunakan mikroskop.


4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan, tanaman jagung merupakan tumbuhan biji tunggal dan mempunyai ciri-ciri umum yaitu embrio mempunyai satu kotiledon, daun sempit dengan tulang daun sejajar, batang tidak bercabang tetapi beruas-beruas, jaringan pengangkut sedikit dan tersebar, tidak mempunyai kambium (kecuali familia liliceae). Jagung berasal dari kelas monocotyledonae (tumbuhan berkeping satu) atau sering disebut dangan tumbuhan berumah satu, yaitu tumbuhan yang menghasilkan bunga jantan dan bunga betina yang terpisah tapi masih berada dalam satu pohon. Bunga jantan tumbuh di bagian atas pohon berupa bilah-bilah yang mengandung serbuk sari. Bunga betina terdapat pada sisi diantara daun dan batang, mengalami penyerbukan dengan dibuahi oleh serbuk sari dan akan berkembang menjadi buah jagung. Daun jagung berbentuk mamanjang seperti pita dengan  urat daun yang sejajar serta terdapat ikatan pembuluh (jaringan pengangkut). Akar jagung merupakan akar serabut, yaitu akar yang keluar dari pangkal batang dan berbentuk seperti serabut.
Hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh bahwa tanaman jagung sebagai tanaman monokotil yang memiliki ciri-ciri umum yaitu mempunyai akar serabut dan biasanya berdaun sejajar. Jagung mempunyai ciri tumbuh pada habitat yang lembab seperti didaerah persawahan dan perkebunan. Selain itu jagung tumbuh hanya pada saat gelap dan memiliki bunga ganda yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga betina ini terletak pada ketiak batang dan bunga jantannya tumbuh di ujung batang dengan bentuk seperti tanaman padi. Bunga betina tanaman jagung ini berbentuk telur dengan putik yang panjang dan bercabang dua. Buah yang masak berwarna putih atau orange.
Tanaman kembang sepatu merupakan tanaman dikotil dengan akar tunggang. Kembang sepatu memiliki ciri-ciri merupakan tumbuhan perdu, daun bertangkai dengan bentuk bulat telur dengan ujung yang meruncing, kebanyakan tidak berlekuk, tepi daun bergerigi dan kasar selain itu pangkalnya runcing, bertulang daun menjari. Daun kembang sepatu merupakan daun yang tidak lengkap karena pada daun kembang sepatu tidak memiliki pelepah daun. Bunga kembang sepatu tergolong bunga yang lengkap atau sempurna. Kesempurnaan dari kembang sepatu dilihat dari kelengkapan alat reproduksinya seperti benang sari dan putik, mahkota bunga, kelopak bunga dan tangkai bunganya. Bunga berdiri sendiri di ketiak dengan kelopak berbentuk daun dan tangkai yang beruas-ruas. Selain itu pada putik pada kembang sepatu terletak di atas benang sari dan stamen terdiri atas kepala sari dan tangkai sari, pada kepala sari terdapat kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk yang menghasilkan sel kelamin jantan.
Pada tumbuhan kembang sepatu, bunganya merupakan bunga yang hermaprodit yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan (serbuk sari) dan alat kelamin betina (putik) dalam setiap kuntumnya. Begitu pula halnya dengan kembang merak. Daun pada kembang sepatu menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang tidak sempurna karena hanya mempunyai bagian tangkai dan helaian saja. Bunga kembang sepatu juga bisa dikatakan belum sempurna karena hanya memiliki putik, mahkota, bunga, kelopak, bunga, hipantium, dan kelopak tambahan.
Dilihat dari keberadaannya kembang sepatu bisa digolongkan ke dalam bunga tunggal, sedangkan bunga merak dilihat dari banyaknya bunga dalam satu tangkai dapat digolongkan sebagai bunga majemuk.














BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.2.Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristematik) dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan epidermis, parenkim, sklerenkim, kolenkim, dan jaringan pengangkut.

5.2  Saran
Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum hendaknya praktikan memeriksa kembali bahan yang diamati sudah tersedia atau tidak, agar saat melaksanakan praktikum tidak ada kendala lagi dengan bahan yang akan diamati.















DAFTAR PUSTAKA
Anshari, S. 1997. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Bineka Cipta. Jakarta
Brotowijoyo. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.
Makalah008. organ dan system organ 06 desember 2012. http blogspot.co.id
Pratiwi, A. D. 2000. Penuntun Biologi. Erlangga. Jakarta
Parlan , V. F.1995. Panduan Belajar Biologi. Yudistira. Jakarta.
Saktiyono.1999. Biologi SMU. Jakarta.Erlangga
Santosa Woelaningsih Sri.(2001).Buku Petunjuk Praktikum Biologi Umum Jakarta:Universitas Terbuka
     Sumawar,dkk.1994. IPA-Biologi IA. Jakarta. Erlangga